Journey to Kaukasus (part 1)

Ciyeee nulis lagi haha. Emang harus mulai nulis lagi sih berhubung udah mulai lengotan [1]. Jadi tiga minggu lalu saya dapat kesempatan pergi ke Georgia dan Armenia, negara kaukasus Eks-Uni Soviet. Kenapa? Well, pertama, letaknya lumayan dekat dari UAE (3 – 4 jam penerbangan, tapi gara-gara cari murah, harus transit sana sini, jadinya perjalanan saya 8-10 jam fufufu). Selain itu, gak butuh visa in advance, bisa masuk Georgia dengan visa UAE/schengen (kalau dari indonesia pun bisa apply e-Visa georgia dan gampang), sementara Armenia bisa apply visa on arrival.

Notable experience dari trip ini:

GEORGIA

  1. Obyek Wisata. Alam Georgia sangat bagus dan bervariasi. Highlight bagi saya adalah gunung Kazbek yang merupakan salah satu puncak tertinggi di Pegunungan Kaukasus. Ini merupakan gunung tertinggi yang pernah saya lihat (5000-an mdpl). Di cuaca yang cerah, puncak bersalju gunung ini dapat dilihat dengan jelas. Untuk menuju sana saya naik Marshutka (semacam sharing taxi, 30 Lari Georgia PP), dari stasiun bus Didube. Perjalanan ditempuh dalam waktu 2,5 jam dengan panorama pegunungan rumput ala bukit Teletubbies di kiri kanan jalan. Dari stasiun bis Kazbegi, pendakian memakan waktu sekitar 1.5 jam menuju monastery tua (Gergeti Trinity Church) dimana dari gereja ini kita dapat melihat pemandangan gunung Kazbek di satu sisi, dan pemandangan desa Kazbegi di sisi lainnya. Selain Kazbegi, tempat wisata lainnya adalah David Gareji, Svaneti, Batumi, Kutaisi, wait, that rhymes -_-“. Kota Tbilisi, ibukota negara ini, cukup unik, konturnya berbeda-beda, banyak bukit batuan terjal bahkan di area pusat kotanya. Kotanya cukup kecil dan walkable banyak taman rimbun, gereja dan katedral unik khas Georgia, dan ada masjid walaupun cuma satu (saya jadi bisa solat Ied :D). Tempat favorit saya adalah narikala fortress, dari situ kita bisa lihat aerial view kota Tbilisi, dan Europa Park (ada dancing fountain-nya, versi kecil Dubai Fountain :D).
  2. Makanan. Kami mencoba makanan khas Georgia: Kinkali, semacam dumpling berisi aneka ragam sayuran, dan Kachapuri, semacam roti berbentuk pizza dengan topping keju yang banyak banget. Meskipun rasanya, ya gitu deh, tapi mencoba makanan lokal (yang masih halal) itu harus. :D. Range harga makanan di sini lumayan murah, min-max 5-20 Lari (1 Lari = 0.3 EUR) untuk sekali makan.
  3. Transportasi. Selama di Georgia, kami banyak menggunakan Marshutka untuk pergi ke daerah-daerah di luar kota. Ini adalah moda transportasi yang paling murah. Banyak pula paket-paket ekskursi harian yang bisa diambil, dengan harga sedikit lebih mahal, kalau ndak mau ribet. Di dalam kota Tbilisi, kami banyak berjalan kaki. Selain memang saya orang tipe pejalan, pusat kota Tbilisi tidak terlalu besar. Untuk mencapai tempat yang terlalu jauh, Metro (1 Lari per trip) atau Bus (0.5 Lari per trip) bisa jadi  opsi. Taksi pun bisa jadi pilihan asal kalian tentukan harga sebelum naik dengan tarif normal untuk 5-10 km adalah 5-10 Lari. Dari bandara, kita bisa naik bus #37 dengan tarif 0.5 Lari (sampai jam 12 malam), atau taksi dengan harga 25-30 Lari jika tiba di Bandara dini hari seperti saya.
  4. Bahasa. Bahasa kadang sangat menjadi hambatan ketika jalan-jalan, termasuk disini. Georgia menggunakan aksara tersendiri dan entah bagaimana bacanya x_x. Jauh lebih susah jika dibandingkan dengan Cyrilic Rusia yang masih bisa saya baca dengan terbata-bata. Orang Georgia banyak pula yang bisa bahasa rusia, berhubung bekas jajahan Uni Soviet. Untungnya selama saya disana, cukup banyak yang bisa berbahasa Inggris di jalan. Saya rasa orang Georgia jauh lebih baik dari orang Rusia dalam berbahasa inggris, dan jauh lebih ramah.

Kesimpulannya, Georgia is totally recommended. Saya suka. Tiga hari di sana bagi saya tidak cukup karena masih banyak sekali tempat yang belum saya kunjungi. Sebagian foto-foto bisa dilihat di instagram saya hehe.
Next post: Armenia 🇦🇲

Umrah from UAE

About three months ago i went for umrah trip to Saudi Arabia. It was an annual event held by the Indonesian Embassy here in Abu Dhabi. I was excited when i know about this since this is a rare occasion, you can go umrah in the break time and with relatively inexpensive cost. While people from Indonesia may spend a lot to come there.

It was cheap because we traveled by bus, it took 24 hours to drive from Abu Dhabi to Madinah, quite exhausting journey, i know. It was, however, somewhat entertaining, as i got to know the new people, who mostly work in Dubai and Abu Dhabi.

Traveling by road through the nation’s border was alsoooo boring, all i could see was sand dunes, and that’s all -__- . We stopped several times at the petrol stations just to  rest, pray, and have something to eat. At the border of UAE and Saudi Arabia, we are asked to submit our passport to the immigration office to get it stamped and this procedure took another four hours. Yeah, long journey is long.

After 30 hours, in the next day we arrived in Madinah, a small hystorical town where Muhammad SAW spent his prophecy until the end of his life. This city and Mekkah are called Haram land, as non-muslims are not allowed to enter them. You can see a haram gate at the each border of the cities.  In Madinah, we stayed nearby Masjid Nabawi. The second largest mosque in the world, also home of the tomb of Muhammad SAW.

We spent three days in Madinah, mostly spent inside Nabawi. I gotta say, the atmosphere is different than any places else, the place is so peaceful, so sacred. To be honest, praying and reading Qur’an there was so effortless. Our days were filled without any “Duniawi” things. People pray on time. When adzan is heard throughout the city, people start going to the mosque, workers/sellers literally pause their business/close their shops. What a blessed place.

Most visitors are from Turkey, second most are Indonesians, therefore a lot of signs are also in Turkish and Bahasa Indonesia. Also local sellers speak these languages too. We also visited some historical places like Masjid Qiblatain, Masjid Quba and Jabal Uhud.

After Madinah, we continued our journey to Mekkah to perform the actual Umrah. Before going, we had to take a shower, which called Miqot, in a place just outside Madinah called Bir Ali. After shower we had to wear our Ihram, two sheets of white fabric and nothing else, directly and started doing Talbiyah on the bus.

Arriving in Mekkah at midnight, we checked into our hotel, put our bags and went directly to Al-Haram. I felt so nervous to do Umrah, well, overwhelmed to be exact. The rituals for Umrah consist of Tawaf, encircling the Holy Kabah for 7 times, followed with sunnah prayer for two rakaats, and continued with Sai, traveling between two small hills , Safa and Marwah and finished with having your hair/parts of your hair cut. Despite my lack of knowledge of the rituals and all the du’a, i could finish the Umrah properly.

Daily activities in Mekkah were more or less the same as in Madinah, the difference was, waaaay crowded, waay busy, unlike feeling of calm i felt in Nabawi. Also the mosque was soo huge you need 30 minutes walk just to go outside of it. However, it was one of the best feelings i felt being there, to see and admire holy Ka’bah, the Qibla we have been headed to when we pray all our life was  just centimeters in front of me. People tried to kiss Hajar Aswad, luckily i had a chance to do it too. Mashaallah i felt so great, even i had to face the people around it pushing in and out brutally, it was damn worth it. Zamzam water are provided in any corners of the mosque, to drink and to perform ablution.

We left Haram on friday reluctantly, but spiritually charged. There I see one thing very clear : i never saw the daily prayer was so important that i should never miss it even once, or yet not doing it on time. It is really a big deal for us, that’s how precious it is. I miss being there, hopefully this Ramadan i can come back there again. Inshallah. 🙂

If you stumble …

If you stumble about believability, what are you living for? Love is hard to believe, ask any lover. Life is hard to believe, ask any scientist. God is hard to believe, ask any believer. What is your problem with hard to believe? – Life of Pi

The past three months

pengen mencoba menulis kembali.. di tengah kesibukan (kesantaian) sebagai grad student ini. hahaha. 

Sudah hampir 3 bulan saya tinggal di negeri ekspatriat ini. Ada enaknya ada gak enaknya. Well, it’s life after all. Untungnya disini masih winter (25 grad) jadi kelayapan di kota masih sangat nyaman, mungkin ntar pas udah summer bakal banyak ngeluh, atau mungkin saya akan ambil full cuti untuk menghindari cuaca ekstrim.

Hampir 50% penduduk non lokal sini orang bawang (Pakistan India Bangladesh), kebanyakan menjadi pekerja kasar karena tenaga mereka relatif murah, lalu peringkat kedua adalah filipina.. kebanyakan mereka kerja di sektor pariwisata & rumah sakit, peringkat ketiga orang-orang kaukasia (eropa & US), kerja di korporasi, lumayan banyak juga ternyata disini, mungkin karena faktor tax-free-income orang2 ini pada mau kesini kali ya.. Indonesia? sedikit banget.. jangan heran kalo sering dikira filipino disini.

Tentang kuliah, sejauh ini saya menikmati kuliah disini.. dosen-dosennya lumayan enak ngajarnya. Dan berhubung rasio dosen dan mahasiswa (S2) disini maksimal 1:10 jadinya dosen sama mahasiswa kenal satu sama lain dengan baik. Bayangin aja, total mahasiswa S2 di EE departement cuma 10 orang, mahasiswa barunya cuma saya dan satu teman dari Nigeria. ini kampus apa homeschooling sih haha. Terus kuliah disini ibarat kerja, jadi tiap bulan ada payday ha ha ha, walau gak seberapa tapi lumayan lah, sambil dapet gelar, bisa nabung dan bantu ortu sedikit. 🙂

Weekend disini jatuh di hari jumat dan sabtu, dan karena minggu & kamis saya tidak ada kuliah, jadinya berasa looong weekend tiap minggu :)). Mungkin belom mulai thesis aja kali ya jadi santai banget. Akhir semester ini harus udah milih pembimbing dan mulai ngerjain thesis semester depan.

Well, sejauh ini sih saya lumayan betah, tantangan terbesar saya adalah sangat-sangat sedikit temen indonesia disini, banyakan bapak2 profesional yg udah kerja puluhan taun, gak seumur banget lah sama saya yg berjiwa muda ini hahahaha. Cuma ada satu senior di kampus sama satu dosen indo, jadinya kemana2 selalu bertiga dan ujung-ujungnya ditraktir si pak dosen haha.

Have a nice weekend to all!

Italien Rundreisen

vom 21.12.2011 bis 07.01.2012 habe ich mit meinen freunden eine gute Europa Rundreise. Wir haben freizeit, weil es weihnachtfeiern und rutsch war. Ich geh mit dem anderen studenten von der TU, auch austauschstudenten als ich. Wir sind erst nach Rom geflogen, und waren wir da fur drei tage. Wir sind im ersten tag die Stadt rundgefahren. Rom hat viele interessante Orte zu besichtigen. Es gibt Colosseum, Trevy Fountain, Palatino Schloss, und ganz viele alte Kirche.

Naechste ziel ist Florenz. Wir sind mit dem Zug dort gefahren aber zwischen Rom und Florenz, stiegen wir in Siena aus, eine kleine scoene Stadt in Italien. Wir hatten ein problem da, weil alle nicht englisch oder deutsch (natuerlich) sprechen konnten. Gluecklich gab es einen netten jung der die Stadt uns zeigen konnte. Siena ist schoen auch, obwohl die Stadt klein ist. Die beliebste reiseziel ist Piazza Del Campo.

Wir sind den Urlaub nach Florenz wiedergegangen. Wir in der zugbahnhof am nachmittags angekommen, und sind wir erst zum unseren Jugendherberge mit dem bus gefahren. Nach dem Jugendherberge sind wir zu die Gallerie Akademia gegangen. Es ist ein wellbekantes Museum in Florenz das die wellbekannte David Statue dort liege. Wir sind fuer zwei tage in Florenz geblieben und  haben wir wiehnachtsabend da gefeiert, aber nur mit schlafen :p. wir haben uns mit zwei mehr freunde getroffen und sind sie mit uns die reisen mitgekommen.

Wir sind nach Pisa am naechste tag gefahren. Pisa liegt ca. 60 km westlich von Florenz. Wir fahren da mit dem regionalzug, es dauert ca eine stunde. In Pisa haben wir der beliebte Pisaturm besucht. Alle Leute da haben das gleiche foto gemacht, ihre Hand an der turm :).

Am naechster tag sind wir nach Venedig wieder mit dem zug gefahren. Wir sind an der tag vorher im Florenz bahnhof geblieben, weil unserer zug sehr frueh am morgens abfahre. In Venedig haben wir den wasserbus probiert aber nicht gondola, weil es zu teuer ist. Venedig ist eine einzige Stadt der ganzen Welt die ohne auto ist. Die weltbekannten reiseziele sind Piazza San marco, Pallazo Ducale, Ponte De Rialto. Wir haben da die italienische spezialitaet gegessen, tortellini und spaghetti.

Wir sind in Venedig nur ein tag geblieben, am abends sind wir nach Mailand wieder gefahren. Mailand ist die Groesste Stadt in Italien. Wir haben von der bahnhof zum unsere jugendherberge schon gegangen, wir sind fix und fertig. Der Jugendherberge ist nicht so schoen, kein Internetverbindung im Zimmer, kein genug heater, zu weit von der zentrum. Ich empfehle es nicht. In Mailand besichtigen wir Duomo Cathedral, Castello Sforzesco, Galeria Vitorio Emanuelle, Cimitero Monumentale, und das meiste wichtige ziel : San Siro FussballStadium.

Das ist alles von Italien. Eigentich sind wir unseren Urlaub wiegergegangen. nach Paris, Barcelona, Brussels und Berlin. aber ist es ziemlich schwer in deutsch zu schreiben, obwohl es viele dinge zu sagen gibt. Vielleicht konnte ich naechste zeit wieder schreiben. Bis dann!!

Image

Image

Trip to Prague

Jumat lalu, gw dan teman-teman exchange kembali melakukan perjalanan dalam rangka mengisi weekend. Kami pergi ke Prague – Czech Republic. Mengapa? well, di samping kita semua udah muak ama Munich atau kota-kota di Bayern *songong*, ongkos ke Prague terbilang cukup murah. Kami menggunakan Group ticket yang bernama Bayern-Bohemn Ticket. Tiket ini bisa dipake up to 5 person ke seluruh penjuru bayern dan bohemn (propinsi di Czech yang berbatasan  dengan Jerman). Jadi dengan tiket ini kami bisa nyampe kota terujung di bohemn yaitu Plzen. Tiket ini harganya 34 eur untuk 5 orang. Dari Plzen dilanjutkan dengan kereta regional Czech seharga 6 eur. Keretanya menarik karena tempat duduk dipisah ke dalam ruang-ruang dan disetiap gerbongnya memiliki koridor, berasa kita lagi menuju Hogwarts.

Karena perjalanan dimulai hari jumat, otomatis kami harus berangkat sehabis gw solat jumat. Padahal hari itu ada kereta jam 9 pagi yang langsung menuju Praha tanpa harus berhenti di Plzen dan cuma memakan waktu 5 jam. Jam 13.00 pas sehabis salat gw meluncur pake u-bahn ke hauptbahnhof (main station), disana yang lain udah menunggu manis di dalem kereta. Tepat 13.25 kereta berangkat, kami berlima duduk terpisah karena kereta sudah penuh saat kami datang.

Perjalanan memakan waktu 71/2 jam, ya karena harus ganti kereta beberapa kali. Kami sampai di Stasiun kereta Praha sekitar pukul 9 malam. Sesampainya disana kami langsung menuju tourist information office untuk meminta map kota. Kami sudah booking hostel disini untuk 2 malam. Yes, this is my first time ever sleeping in a hostel!. Hostel kami bernama Old Prague Hostel, tidak terlalu jauh dari pusat kota jadi kami bisa mencapainya dengan jalan kaki saja.

Oke, hostel kami super nyaman, very very neat, ada private locker, heater, clean linen and towel, free shower gel, free breakfast, ada komputer gratis buat ngenet. Harganya juga lumayan murah untuk ukuran lokasi yang deket dan servis bagus, 13.9 euro per malam. Sesampainya di hostel, check-in, naro barang-barang, langsung cabut makan malem. Kami makan malam di sebuah restoran meksiko, harganya relatif sama dengan resto-resto di Munich, muahall. Buat para backpacker gw sarankan makan sesekali aja di restoran, sisanya beli di supermarket sekitar aja. Oh ya, di Ceko, mata uang yang digunakan adalah Krone ( 1 euro = 25 krone). Abis makan dilanjutkan dengan liat Praha di malam hari. Well i have to say, the city is waay more beautiful at night (padahal belom liat siangnya juga sih haha). Bener-bener setiap bangunan dikasih lighting yang super menarik. Bangunan – bangunan di Old Town seperti The Charles Twin Church, the big Clock, tampak sangat mengagumkan.

Keesokan harinya, setelah sarapan di hostel, kami bersiap keliling kota. Ada free tour yang diadakan tiap hari setiap jam 10 pagi sampe jam 2 siang. Memang gratis tapi di ujung tur biasanya para turis suka ngasih sukarela buat si tour guide. Kami beranjak menuju tempat bertemu yaitu di Old Town. Tour dimulai dengan mengelilingi old town, si tour guide nya pun sangat impresif, ngomong inggrisnya bagus, sedikit witty, dan sangat lantang.

Cerita tentang old town dimulai dari Twin Church yang dibangun hampir 5 abad, hingga Clock tower yang merupakan The Oldest Astronomical Clock in the World. Jadi pada zaman kerajaan King Charles IV inilah Prague mulai pesat-pesatnya bangun segala macem, mulai dari Gereja-gereja, jembatan, kastil, universitas, dan hampir semua landmark dikasih nama setelah nama dia. Jadi jngan heran kalau disini semua tempat dikasih nama Charles bla bla bla.. Prague juga merupakan salah satu kota yang arsitekturnya tetap terjaga karena pada saat perang dunia kedua, kota ini sedikit sekali terkena efek perang.

Tur lanjut ke daerah New town, disini lah tempat bersejarah lainnya karena pada era Velvet Revolution, ratusan ribu pelajar berkumpul untuk berjuang melawan tentara komunis hingga akhirnya mereka merdeka. Komunisme lahir di sini akibat kemiskinan pasca perang dunia kedua. Selama hampir empat puluh tahun rakyat cekoslovakia dijejali propaganda Uni Soviet. Bahkan orang tua si tour guide ini  adalah salah satu warga yang berjuang melawan tentara komunis pada saat Velvet Revloution berlangsung pada tahun 1989.

Selanjutnya kami melanjutkan perjalanan ke Spanish Synagogue dan Jewish Quarter, Jewish quarter ini dulunya merupakan daerah perkampungan yahudi di Praha, yahudi disini dulu dilindungi oleh Golum, makhluk besar terbuat dari tanah liat, yang dihidupkan oleh seorang Rabbi (entah bener atau enggak). Praha juga merupakan rumah bagi Franz Kafka, seorang penulis paling terkenal di abad ke-20.

to be continued..

Servus München!!

Sudah satu bulan setengah saya berada di negeri panser ini. Banyak cerita, banyak  pengalaman, banyak tempat – tempat menarik dan indah. I really love this city!

Setiap hari sejak tanggal 17 Oktober lalu saya lalui hari-hari dengan kuliah. Kampus saya , Technische Universitaet Munich yang didirikan King Ludwig II pada pertengahan abad 19, terletak di tiga tempat. Tempat saya kuliah adalah di dua tempat yaitu Main Campus Arcistrasse 21, tempat fakultas electrical engineering,  Garching-Forchungzentrum, tempat fakultas informatics with its huge 4 stories slider. Keduanya terpisah sejauh 20 km. Satu tempat lainnya yaitu Weihenstephan yang terletak di Freising, tempat fakultas kedokteran, agrikultur, dan bioteknologi berada. Saya mengambil kuliah -kuliah yang berkaitan dengan embedded system (advanced real time system, augmented reality, advanced programming), german language course, dan kuliah engineering management. Semua modul adalah untuk tahap master.

Pengalaman kuliah disini kurang lebih sama dengan kuliah di Indonesia. Ada dosen, ada ppt-slide, ruang kelas yang hampir sama dengan oktagon, 9009, atau ruang labtek. Mungkin yang menjadi pembeda adalah  lecturer disini biasanya haruslah seorang profesor. Hal lainnya adalah bahasa pengantar (either english or german) dan antusias mahasiswanya. Mahasiswa disini seringkali proaktif dalam kuliah, mereka langsung menginterupsi professor jika ada pertanyaan. Kehidupan kampus di luar jam kuliah cukup berbeda pula. Sejauh yang saya tahu, jarang terlihat unit – unit kegiatan mahasiswa/himpunan disini. Mahasiswa biasanya memenuhi perpustakaan saat tidak ada kelas, beberapa kali saya tidak dapat tempat duduk di perpustakaan karena saking penuhnya. Mahasiswa yang memiliki lab hanya mahasiswa semester akhir, atau mahasiswa yang menjadi freelancer/research asisstant. Ujian dilaksanakan hanya sekali dalam satu semester yaitu ujian akhir.

Asrama saya terletak di daerah Oberschleissheim, 20 km dari kampus. Setiap hari saya harus naik kereta S-Bahn S1 dan lanjut kereta U-Bahn U2. Jika pergi ke Garching campus, saya tempuh rute berbeda dengan naik Bus dilanjutkan dengan U-Bahn U6. Asrama ini relatif jauh dari asrama – asrama mahasiswa lain, namun relatif lebih murah biaya sewanya. Kalau dibandingkan dengan kota – kota lainnya di Jerman, Munich adalah kota dengan biaya hidup paling mahal. Mahasiswa disini tidak bisa beli makan di luar setiap hari layaknya mahasiswa indonesia kebanyakan. That’s why every student here has to be able to cook something for themselves. And i learned it the hard way.

Makanan khas Jerman? jujur saya belum menemukan makanan khas Munich/Jerman yang saya suka di sini karena kebanyakan makanan menggunakan Pork dan minuman khasnya tentu saja Bir. Bener – bener terlarang. Rutinitas lainnya adalah belanja di supermarket. Untuk makanan sehari hari biasanya saya membeli beras, susu, pasta, pizza beku, keju, roti, daging, telur disini. Namun mesti hati-hati dalam memilih produk daging, jangan sampai beli Schwein alias babi. Dan satu hal yang saya suka adalah coklat. Sumpah coklat disini enak banget dan murah meriah. Kinder, Ferrero, Milka adalah merk-merk coklat terkenal di sini.

Cuaca. Saat ini sudah hampir akhir musim gugur. Suhu rata – rata setiap harinya adalah 1 derajat. Paling rendah pernah mencapai -3. Bayangkan nanti jika musim dingin tiba :(. Sebagai gambaran yang saya alami disini : 3 derajat -> runny nose, 1 derajat -> muka berasa ditusuk2 jarum, -3 derajat -> daun telinga perih akibat membeku. Oleh karena itu, kemana mana harus selalu menggunakan jaket tebal, syal, dan sepatu yang cukup tahan dingin. Seringkali kabut tebal menyelimuti hari. Hari disini menjadi lebih pendek. Matahari terbit 7.30 dan terbenam 16.45. Artinya adzan subuh sekitar 5.30 dan  adzan magrib 16.30.

Sekian dulu ceritanya, lain kali saya cerita tentang jalan-jalan di Muenchen dan sekitar Bayern, es war wundebar zeit!

tschuess.

First day in München

In Tuesday, i arrived at Munich International Airport after 18 hours of connecting flights from Jakarta. I was arriving at 1 pm (GMT +1). As soon as i got there and took my baggage, i contacted a tutor who is picking me up at the Airport, his name is Juergen, so i met him and he seemed pretty tired, he said that he has been picking everyone since 4 am at that day. Right outside the airport there is an S-Bahn Station where I had to buy the ticket for train, i bought an all day single ticket which costs 10.80 euro.

20 Minutes from airport, i arrived at my station in Oberschleissheim. Oberschleissheim is outside of Munich City, it’s the suburb. From there i took the bus to the dormitory, but i found that i could walk too becuase it’s pretty near. My room is in 2nd floor, have the nice wide window view to the outside, it’s perfect. In my room there are two single rooms and one bathroom. I live with my roommate, she is a student at TUM too, her name is Lin. So, in conclusion, i share a bathroom with her :|. After i arrived in my room, the first thing i checked was the internet conecction, and yeah it’s working but i don’t have a LAN cable yet, and thank god i have a heater in my room. I checked the bathroom, and it was a little bit dirty. On the bed i found a package from Studentenwerk which is the organization of my dorm. I opened it, there’s a welcome letter, a scheduled meeting and trip programs, a mug, some candies, aaaand  a pair of condoms…… I was like zzzzzzzzzzz, not in a million way i would ever use that (well maybe for making water baloons).

So, later that day, in afternoon, i went downtown to find LAN cable, my tutor suggested me to go to a Platz called Stachus, there’s the biggest computer shop in there called Saturn. So, i went with S-Bahn S1, on the way i met a German old woman, she’s travelling in Oberschleissheim,, so she’s new to Munich too. However, she was nice and she helped me with direction.  I  had a little chat with her. I found that she comes from Bochum and she was just having a little vacation in Munich for a week, and just went to the Schloss Schleissheim which is near my dormitory. And she is a lesbian.

I hopped off the train in the Hauptbahnhof (central station), and amazed by how crowded it was. People were in a rush going every direction. The Hauptbahnhof is the biggest train station in Munich. It is nice and clean, had shops and food stands in every its corner, it’s just sophisticated, it resemble a bit with underground PVJ’s floor. In Muenchen, the railway system is pretty complex. There are artificial rings of region surrounding the town, and for every bigger ring, you have to pay more. Furthermore,  you will have more advantage if you buy a monthly ticket, the price is much less from the daily ticket. There are four kinds of transportation you can hop in with this ticket : S-Bahn, U-Bahn, Bus, and Tram. S-Bahn is Suburban Train, it can take you from city center to suburbs of Munich, U-Bahn is Undergroud Train, it only travels inside of Munich (Innerraum Zone). Bus and Tram are everywhere on the roads, you can take these if you want to go to places that are not covered with the train. But basically when you’re inside Munich, everywhere can be reached by U-Bahn.

From Hauptbahnhof, you can go by foot for like 10 minutes to Karlsplatz, which is the place where Saturn is. I went and i searched for a LAN cable and got it, i didn’t buy the cable because it’s too expensive (ca. 10 Eur). The other student in my dorm had told me before that he was buying a cable for only 2 Euro from a guy in the dorm. So i went back to the dorm and i contacted the network administrator for the internet configuration of my room, and apparently he is the one who sells the cable. Not long after that, i already got the internet connection. So that was the first day. Here i am finally in Munich, safe and sound 🙂

 

Syukur adalah…

Syukur adalah pujian karena adanya kebaikan yang diperoleh. Memahami nikmat – nikmat yang dirasakan dan menampakkannya ke permukaan. Lawan dari syukur adalah kufur yang berarti menyembunyikan.

bersyukur adalah saat diberi kesehatan jasmani dan rohani dan  menggunakan kesehatan untuk mengabdi di jalan Allah SWT.

bersyukur adalah melihat ke bawah saat berada dalam kepayahan, memahami bahwa masih banyak yang jauh lebih tidak beruntung, meyakini bahwa begitu banyak rahmat dan karunia yang Allah SWT berikan : iman, udara yang sehat, makanan yang halal, keluarga yang lengkap, lingkungan yang menginspirasi.

bersyukur adalah menerima segala kelebihan dan kekurangan, menjalani proses hidup dengan sederhana apa adanya, tanpa keserakahan, tanpa kemunafikan.

bersyukur adalah sebuah proses umpan balik. seberapa banyak nikmat diperoleh, seberapa sering kegagalan menimpa, seberapa dekat kita kepada Allah SWT, seberapa sering ketenangan hati didapat, seberapa sering kesedihan dan kegembiraan datang, semua dapat dikaitkan dengan seberapa banyak rasa syukur.

sungguh orang yang paling beruntung adalah orang yang pandai bersyukur dan sebaik-baik ahli syukur adalah yang mengembalikan pujian dan nikmat kepada Allah SWT.

fabiayyialaa irabbikumaa tukadzibaan – maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan (Ar-Rahman)

FFFUUinal Project

I’m an engineering student after all at some point i gotta prove it, right? haha. Now i’m going to tell a bit about my final project aka Tugas Akhir, a haunting and suppressing thing for every final year student.

My final project is solely based on IEEE references about Automatic Train Protection (ATP). ATP is a part of a CBTC system that responsible for failsafe and overspeed protection of the automatic train. CBTC  (Communication-based Train Control) is system that creating and setting standards for operation, control, protection, and supervision of automatic train. CBTC technology has been implemented in many high speed railway technologies, US subway system has it, some country in Europe as well, Singapore has it in its Mass Rapid Transit (MRT). This technology is developed by many international vendors such as Siemens and Alstom.

The project was offered by one company (PT. LEN Industry) in Bandung, i took it with the other four colleagues of mine in EL control concentration. At first, i thought it was going to be revolved around control & system optimization because obviously i concluded that from the word CBTC -___-. But after months of discussion of the project (because we were new to the topic and PT.LEN itself was still in the process of researching about it), i came to realize that my topic greatly deal with software development, therefore it would require strong  programming skill (there goes my biggest fear). In short words, my duty is to create software that simulate the ATP function and requirement. oh Programming, that little filthy bastard.. i never like it, i never had a good mark in this subject.

Based from IEEE reference 1474.1 – 3, ATP has 12 functions divided into two servers. Trainborne server, lies within the train, computes and processes functions such as creating braking and maximum speed profile, supervising train speed, and rollback protection (rollback is condition when actual train direction is contradicted from what was commanded). While wayside server, lies in the base station, deals with safe route determination (route ahead of train considered safe to travel) , limit of movement protection (determined by the exact location of train ahead, safe route, broken rail, or other dangerous conditions) and permanent structure speed restriction (maximum train speed permitted in any track sections).

I work on the latter part. I use C# because it is implemented in object oriented programming and XAML for the user interface. Basically there is no special algorithm, we just have to create the train, track, and station animation, simulate them, and generate the data from the created function. Maybe it’s quite simple and easy for some of you, especially for Computer Science student. But i am struggling as fuck, especially on the function realization given my poor coding skill.

PT. LEN only need the simulation model for reference of their research so they could build the actual CBTC system on MRT Jakarta, which is one of their main future grand project. Of course they won’t implement it with my algorithm because my work doesn’t concern with safety factor, but rather only functional.

So, that’s my final project description. Stats : thousands of lines of Courier New code, not finished yet, stressed while doing so, messed up biological clock (this has been going on forever though, so i guess this one is irrelevant :p ). But i feel it’s getting really interesting now to actually code and debug and repeat (see? i’m a freak, please don’t judge). I hope it’s over soon though. I want holidayyy, be with family, hang with friends, having TV shows marathon like there’s no tomorrow haha. To be honest those are the only motivation for me right now, and i promise, it’s gonna be OK(tober) 🙂