Oke, setelah lama tidak mendaki gunung akhirnya kesampean juga. Sabtu minggu kemarin saya dan 7 teman elektroteknik 2007 lainnya pergi ke sebuah gunung di daerah kab.Bandung yaitu Gunung Puntang. Gunung ini terletak di sekitar 30 km arah selatan bandung, setelah Soreang dan Banjaran, sebelum Pangalengan. Kami berangkat dengan sepeda motor sekitar pukul 9.00 dari gerbang depan ITB, dengan kondisi gak ada yang tahu jalan menuju ke sana (bahkan ke kopo pun gak ada yang tau) sungguh EO acara ini sangat #fail. Dengan sedikit tanya sana sini, akhirnya kami sampai di puntang. Perjalanan menuju puntang memakan waktu sekitar 2 jam. Pukul 11.00 kami sudah tiba di pintu masuk, kami pun membayar tiket masuk seharga 5000 rupiah.
Gunung ini tidak terlalu tinggi (kayaknya < 1000 m dpl), jadi hawanya tidak terlalu dingin. Di sekeliling area camping ditumbuhi pohon-pohon pinus yang menjulang, sesampainya di area camping, kami langsung mencari tempat yang pewe untuk memasang tenda. Setelah mendapat spot yang cocok yang menghadap view ke dataran bandung, kami segera menyewa tenda. Harga sewa tenda dome (ukuran 4 orang) lumayan mahal sekitar 50rb, kualitasnya agak jelek, banyak tambalan dan tidak waterproof, tau gitu mending pinjem/sewa dari unit PA di kampus saja, oke akhirnya kami menyewa dua tenda. Sekitar pukul 1.00 akhirnya musibah datang, hujan deras. Walhasil tenda kami kebanjiran, bahkan sampai gak bisa duduk di dalam tenda, berasa kayak lagi ikut survivor di Nicaragua. Oke, nampaknya memang hujan gunung lumayan lama. Hujan reda pukul 3.30, kami yang sudah makan siang pun seketika lapar kembali akibat kedinginan, akhirnya kami membeli mie rebus di kedai di sekitar camp.
Sore harinya, saya dan sang EO pambudi turun ke bawah untuk membeli jagung dan kayu bakar untuk nanti malam sementara yang lain tinggal di area camp untuk membersihkan tenda. Di saat perjalanan membeli jagung, saya dan pambudi melihat ada kolam renang di sekitar area camping. Karena menurut promosi sang EO (pambudi) yang bilang ada kolam pemandian air panas, saya langsung berasumsi bahwa itulah kolam tersebut. Lalu kami bertanya ke pos jaga di pintu masuk gunung mengenai harga tiket masuk kolam, ternyata cuma 10rb. Sesampainya kembali di area camp, kami langsung memberitahukan ke teman-teman lainnya mengenai hal tersebut, seketika mereka gembira, mengetahui ada tempat pemandian air panas di saat kedinginan seperti ini. Kami pun langsung berbondong-bondong naik sepeda motor menuju ke tempat kolam tersebut. Sesampainya disana, saya langsung tanya ke penjaga tiket masuk
H : “Pak ini kolam buka sampai jam berapa ya?”
P : “sampai magrib dek”
H : “oh, gitu. Ini kolam air panas kan?”
P: “Wah, bukan dek, air dingin. Disini mana ada sumbar mata air panas, seumur-umur saya belum pernah nemuin, kalo mau mandi air panas mending minta ke warung aja, paling cuma bayar 5000 hahaha (serius mereka menertawakan lho, kampret)”
H : “……………. *shock”
teman-teman lainnya langsung tertawa bodoh, harapan berendam air panas itu ternyata kosong. Kami pun kembali ke area camp. Kedinginan dan kecewa. BIG FAIL UNTUK PAMBUDI SANG EO!!
Ditengah kekecewaan, akhirnya kami putuskan untuk menyusuri goa belanda yang letaknya tidak jauh dari area camp. Goa ini dibangun pada zaman penjajahan belanda dan panjangnya kurang lebih 50m saja. Pada saat awal masuk, sempet ragu juga soalnya gak ada penjaga di pintu masuk goa. Di dalam goa suasananya serem, gak ada penerangan, banyak suara-suara misterius (yang kami yakini suara tikus, anjing, ato kodok), banyak kelelawar juga di atapnya.
Setelah menyusuri goa, akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke area camp untuk memindahkan tenda ke tempat yang kering, setelah itu kami bersiap menyalakan api unggun untuk bakar jagung buat makan malam. Setelah api unggun menyala, kami bersiap untuk salat magrib.
Malam tiba, kami yang kedinginan berkumpul mengelilingi api unggun untuk menghangatkan tubuh, rasanya luar biasa deh, liat api menyala udah kaya spongebob dan patrick saat menemukan api di edisi manusia purba :). Sambil menghangatkan, sambil mulai bakar jagung, jagungnya enak, gak terlalu matang dan rasanya manis, sambil dilumuri mentega lalu dibakar, beuh nikmat banget. Rasanya ini kali pertama saya bakar jagung dengan hasil yang enak, haha. Acara malam di camp berlanjut ke sesi ngobrol-ngobrol. Kocak deh, ada yang curhat, ada yang gamau curhat, ada yang galau ngomongin kelulusan, haha. Pukul 11.00 malam akhirnya kami putuskan untuk tidur agar besok bisa bangun pagi karena pendakian dimulai jam 6.00
Minggu subuh kami bangun, salat subuh dan sarapan mie rebus di warung, serta pesen bekal nasi goreng untuk makan siang di air terjun. Lalu kami menjemput guide yang akan mengantar perjalanan menuju curug siliwangi, perjalanan yang akan kami tempuh sekitar 3.5 km tapi sepertinya itu dihitung jarak lurusnya, bukan jarak tempuh yang berliku-liku. Pukul 06.45 kami siap untuk memulai pendakian, berangkaaatt!!. perjalanan menuju curug siliwangi tidak semudah yang kami bayangkan, jalurnya cukup ekstrim, banyak tanjakan terjal dan berlumpur, tumbuhan berduri, banyak lintah, basah-basahan menyebrangi sungai, tanah rawan longsor. Untuk ukuran newbie-newbie seperti kami, perjalanan ini sangat ekstrim. Akhirnya setelah menempuh perjalanan hampir 2.5 jam, kami tiba di curug siliwangi. Untuk naik menuju curug, kami harus melewati tebing yang sangat terjal yang disampingnya langsung jurang menuju sungai :o. Awalnya sempet ragu buat naek ke sana, tapi dengan bantuan guide kami yang super, sampe rela tangan dan kakinya menjadi pijakan kami, akhirnya kami semua berhasil sampai di curug siliwangi. Curugnya tinggi, sekitar 150m, tapi debitnya tidak terlalu besar, keren lah.
1 jam kemudian, setelah puas melihat-lihat dan foto-foto (gak berani mandi, dingin banget) akhirnya kami memutuskan untuk turun kembali turun. Perjalanan turun memakan waktu sekitar 2 jam. Kami sampai di bawah sekitar pukul 12.30 meskipun dengan kondisi kotor, capek, kedinginan, kaki udah kayak mau copot, tapi pendakiannya bener-bener seru dan mengesankan 🙂
pacilites =))
baru sampai
kabut tebal
pintu masuk goa belanda
menu makan malam : jagung bakar
perjalanan menuju curug yang ekstrim
curug siliwangi!!
perjuangan setengah mati mendaki tebing terjal
semua tim selamat turun dari curug 🙂